Life is adventure. from Allah to Allah


Cerpen "Sebening Embun Pagi"
Cipt: Arum Melati Suci
~Sebening Embun Pagi yang menempel didedaunan~
 Erangan suara wanita paruh baya itu membangunkan Embun dari tidurnya. Dengan sigap ia penuhi segala yang dibutuhkan wanita paruh baya itu yang tak  lain adalah ibunya. Ibunya tak bisa bicara dan lumpuh karena penyakit struk yang dideritanya, Sebab itu Embun harus mengawasi karna mereka hanya tinggal berdua.
Embun kini mengerti dan memahami kondisi ibunya. Hanya tinggal dialah yang menjadi tumpuan keluarganya. Kakaknya yang sudah menikah dan memilik 3 orang anak tinggal jauh darinya , yang menyebabkan Embun harus berjuang mengurus Ibunya yang sudah lama ditinggal suaminya. Tak heran, embun terkadang lupa waktu untuk memikirkan kepentinganya.

Embun Nur Aliya, nama yang begitu indah secantik parasnya , gumam orang-orang saat mendengar nama embun disebutkan. Tak hanya berparas ayu, tutur lembut serta bening pancaran wudhu yang Nampak dari wajahnya menambah nilai plus embun oleh orang disekitarnya. Namun, sayang gadis secantik embun kok, belum melepaskan masa lajangnya. Padahal lelaki diluar sana sudah mengantri untuk mendapatkanya. Bisik-bisik tetangga yang terdengar bising ditelinganya.

Usianya yang memasuki kepala 3, usia yang sudah matang bukan untuk menikah ? namun apalagi yang harus ditunggu dan difikirkan ? masalah ibunya ? selidik para tetangga yang penasaran terhadap embun yang masih melajang. Padahal dia cantik, dan baik lelaki mana coba yang menolak gadis seperti Embun?.