Life is adventure. from Allah to Allah






saya pernah mendengar ungkapan "Allah dulu.. Allah lagi.. Allah terus" Ungkapan ini pula yang memang seharusnya ada dalam benak kaum Muslimin. Ketika iman sudah ada di dada mereka, maka Allah harus selalu ia imani kehadirannya dalam setiap jenak langkah hidupnya. baik suka maupun duka.

padahal Allahlah yang telah menciptakan kita, yang akan mematikan kita dan akan membangkitkan kita nanti di Hari Akhir untuk meminta pertanggungjawaban atas setiap amal kita di dunia.



“Sebaik-baik wanita ialah yang tidak memandang dan tidak dipandang oleh lelaki”

Aku tidak ingin dipandang cantik oleh lelaki. Biarlah aku hanya cantik di matamu. Apalah gunanya aku menjadi idaman banyak lelaki sedangkan aku hanya boleh menjadi milikmu seorang.
Aku tidak merasa bangga menjadi rebutan lelaki bahkan aku merasa terhina diperlakukan sebegitu seolah-olah aku ini barang yang boleh dimiliki sesuka hati.
Aku juga tidak mahu menjadi penyebab kejatuhan seorang lelaki yang dikecewakan kerana terlalu mengharapkan sesuatu yang tidak dapat aku berikan.
Bagaimana akan ku jawab di hadapan Allah kelak andai ditanya?
Adakah itu sumbanganku kepada manusia selama hidup di muka bumi?
Kalau aku tidak ingin kamu memandang perempuan lain, aku dululah yang perlu menundukkan pandanganku. Aku harus memperbaiki dan menghias peribadiku kerana itulah yang dituntut oleh Allah.
Kalau aku ingin lelaki yang baik menjadi suamiku, aku juga perlu menjadi perempuan yang baik. Bukankah Allah telah menjanjikan perempuan yang baik itu untuk lelaki yang baik?

Tidak ku nafikan sebagai remaja, aku memiliki perasaan untuk menyayangi dan disayangi. Namun setiap kali perasaan itu datang, setiap kali itulah aku mengingatkan diriku bahwa aku perlu menjaga perasaan itu kerana ia semata-mata untuk mu.
Allah telah memuliakan seorang lelaki yang bakal menjadi suami ku untuk menerima hati dan perasaan ku yang suci. Bukan hati yang pernah menjadi labuhan lelaki lain.
Diriku yang memang lemah ini telah diuji oleh Allah saat seorang lelaki ingin berkenalan denganku. Aku dengan tegas menolak, berbagai macam dalil aku kemukakan, tetapi dia tetap tidak berputus asa.
Aku merasa seolah-olah kehidupanku yang tenang ini telah dirampas dariku. Aku bertanya-tanya adakah aku berada di tebing kebinasaan?
Aku beristigfar memohon ampunan-Nya. Aku juga berdoa agar Pemilik Segala Rasa Cinta melindungi diriku dari kejahatan.
Kehadirannya membuatku banyak memikirkan tentang dirimu. Kau kurasakan seolah-olah wujud bersamaku. Di mana saja aku berada, akal sedarku membuat perhitungan denganmu.
Aku tahu lelaki yang menggodaku itu bukan dirimu. Malah aku yakin pada gerak hatiku yang mengatakan lelaki itu bukan teman hidupku kelak.
Aku bukanlah seorang gadis yang cerewet dalam memilih pasangan hidup. Siapalah diriku untuk memilih permata sedangkan aku hanyalah sebutir pasir yang wujud di mana-mana.
Tetapi aku juga punya keinginan seperti wanita solehah yang lain, dilamar lelaki yang bakal dinobatkan sebagai ahli syurga, memimpinku ke arah tujuan yang satu.

Hati

 

Tidak perlu kau memiliki wajah setampan Nabi Yusuf, juga harta seluas perbendaharaan Nabi Sulaiman, atau kekuasaan seluas kerajaan Nabi Muhammad, yang mampu mendebarkan hati juataan gadis untuk membuat aku terpikat.
Andainya engkaulah jodohku yang tertulis di Lauh Mahfuz, Allah pasti akan menanamkan rasa kasih dalam hatiku juga hatimu. Itu janji Allah. Akan tetapi, selagi kita tidak diikat dengan ikatan yang sah, selagi itu jangan dibazirkan perasaan itu kerana kita masih tidak mempunyai hak untuk begitu.
Juga jangan melampaui batas yang telah Allah tetapkan. Aku takut perbuatan-perbuatan seperti itu akan memberi kesan yang tidak baik dalam kehidupan kita kelak.
Permintaanku tidak banyak. Cukuplah engkau menyerahkan seluruh dirimu pada mencari redha Illahi. Aku akan merasa amat bernilai andai dapat menjadi tiang penyangga ataupun sandaran perjuanganmu.
Bahkan aku amat bersyukur pada Illahi sekiranya akulah yang ditakdirkan meniup semangat juangmu, mengulurkan tanganku untukmu berpaut sewaktu rebah atau tersungkur di medan yang dijanjikan Allah dengan kemenangan atau syahid itu.
Akan ku keringkan darah dari luka mu dengan tanganku sendiri. Itu impianku. Aku pasti berendam airmata darah, andainya engkau menyerahkan seluruh cintamu kepadaku.
Cukuplah kamu mencintai Allah dengan sepenuh hati mu kerana dengan mencintai Allah, kamu akan mencintaiku kerana Nya. Cinta itu lebih abadi daripada cinta biasa.
Moga cinta itu juga yang akan mempertemukan kita kembali di syurga. 

Seorang gadis yang membiarkan dirinya dikerumuni, didekati, bermesra dengan lelaki yang bukan muhrimnya, hilanglah harga dirinya di hadapan Allah. Di hadapan Allah. Di hadapan Allah!

*sumber: Akuislam.com




cinta dalam diam? dilihat dari judulnya saja. logika kita tidak menerima.
Bagaimana bisa cinta itu hanya ditunjukan dalam diam, cinta itu harusnya diungkapkan.(?)

Saat hati diliputi virus yang bernamakan "Cinta". hati-hati sungguh, jangan biarkan cintamu kepada manusia melebihi cintamu pada Sang Pemegang Hati yakni Allah. kita tidak tau apakah orang yang kita puja dan yang hadir dalam bunga-bunga tidur kita. hehe merupakan orang yang akan menjadi halalmu. lantas bagaimana menyikapinya?



Dipendamkan di dalam hatinya, yang tidak diceritakan kepada sesiapa tentang perasaan hatinya. Tertarik dirinya seorang gadis, yang punya peribadi tinggi, paras yang cantik, kecekalan yang kuat, apatah lagi ibadahnya, hasil didikan ayahnya yang dicintai oleh umat manusia, yakni Rasulullah S.A.W. Itulah Fatimah Az-Zahrah, puteri kesayangan Nabi Muhammad, serikandi berperibadi mulia. Dia sedar, dirinya tidak punya apa-apa, untuk meminang puteri Rasulullah. Hanya usaha dengan bekerja supaya dapat merealisasikan cintanya. Itulah Ali, sepupu baginda sendiri. Sehingga beliau tersentap, mendengar perkhabaran bahawa sahabat mulia nabi, Abu Bakar As-Siddiq, melamar Fatimah.

kali ini saya mau posting cerpen favorit saya.cerpen yang membuat saya terharu!  yuk baca :D

Cerpen Rembulan di mata Ibu
Karya : Asma Nadia


Kupandangi telegram yang barusan kubaca,
Batinku galau.
Ibu sakit Diah, pulanglah!
Begitu satu-satunya kalimat yang tertera di sana. Mbak sri menyuruhku pulang? Tapi …. Benarkah Ibu sakit?
Bayangkan Ibu, dengan penampilannya yang tegar berkelebat. Rasanya baru kemarin aku masih melihatnya berjalan memberi makan ternak-ternak kami sendirian. Melalui padang rumput yang luas. Berputar-putar di sana berjam-jam. Mengawasi rumah kecil kami yang hanya berupa noktah dari balik bukit.
Tidak. Ibu bahkan tak pernah kelihatan lelah dimalam hari. Saat semua aktivitas seharian yang menguras kekuatan fisiknya berlalu. Ibu selalu kelihatan sangat kuat.
Tak hanya kuat, dari mulutnya pun masih kerap terdengar ungkapan-ungkapan pedas, khususnya yang ditujukan kepadaku.
“Jadi perempuan jangan terlalu sering melamun Diah! Bekerja, itu akan membuat tubuhmu kuat!”
komentarnya suatu hari padaku. Padahal, saat itu aku sama sekali tidak menganggur. Sebuah buku berada dipangkuanku. Tapi, Ibu tak pernah menghargai kesukaanku membaca. Di mata beliau, itu hanyalah kegiatan tak berguna yang tak menghasilkan.
Di waktu yang lain Ibu mengecam kebiasaanku rapat dengan para pemuda desa. Ibu sama sekali tak mau mengerti kalau rapat-rapat yang kulakukan bukan tanpa tujuan. Kalau kami, anak-anak muda yang berkumpul disana sedang mencoba menyumbangkan pemikiran bagi kemajuan desa. Bagi wanita sederhana itu, menghalau ternak lebih berguna daripada bicara panjang lebar, dan adu pendapat.
“kau pikir bicara bisa membuatmu mendapatkan uang?”



seringkali saya  beranggapan, saya butuh Istirahat. setelah seharian bergelut dengan rutinitas dan aktivitas yang padat. tentunya rasanya malam-malam diisi dengan tidur. yang saya hanya pikirkan tentunya tidur malam karena sederet jadwal sudah menunggu keesokan harinya.
atau mungkin yang lain sama seperti saya? semoga tidak ya . kalau ya yuk kita sama-sama bertaubat :')

ternyata.. saya salah, benar-benar salah. betapa angkuhnya dan sombongnya diri menghadap Allah disepertiga malam saja enggan dan tak mau. padahal saya yang butuh Allah. butuh pertolongan Allah. tapi saya seringkali menomer sekiankan Ibadah. astagfirullah

padahal Allah S.W.T Berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا وَرَضُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاطْمَأَنُّوا بِهَا وَالَّذِينَ هُمْ عَنْ آَيَاتِنَا غَافِلُونَ أُولَئِكَ مَأْوَاهُمُ النَّارُ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami, mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan.” (QS. Yunus: 7-8)
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/aqidah/2013/10/21/27237/bahaya-merasa-tidak-butuh-kepada-allah/#sthash.g84mIP8d.dpuf
 " Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan kami, merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tentram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat kami, mereka itu tempatnya ialah neraka disebabkan apa yang selalu mereka  kerjakan" (QS. Yunus 7-8)

Dari Jabir ra. bahwa Rasulullah SAW. bersabda : “Allah SWT tidak memberi suatu nikmat kepada seorang hamba, kemudian ia mengucapkan Alhamdulillah, kecuali Allah SWT menilai ia telah mensyukuri nikmat itu. Apabila dia mengucapkan Alhamdulillah yang kedua, maka Allah SWT akan memberinya pahala yang baru lagi. Apabila dia mengucapkan Alhamdulillah untuk yang ketiga kalinya, maka Allah SWT mengampuni dosa²nya...!!!” (HR. Hakim dan Baihaqi)