Orang berilmu dan beradab tidak
akan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan
merantaulah ke negeri orang
Merantaulah, kau akan dapatkan
pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup
terasa setelah lelah berjuang
Aku melihat air menjadi rusak
karena diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih, jika
tidak, kan keruh menggenang
Singa jika tak tinggalkan sarang
tak akan dapat mangsa
Anak panah jika tidak tinggalkan
busur tak akan kena sasaran
Jika matahari di orbitnya tidak
bergerak dan terus diam
Tentu manusia bosan padanya dan
enggan memandang
Bijih emas bagaikan tanah biasa
sebelum digali dari tambang
Kayu gaharu tak ubahnya seperti
kayu biasa jika di dalam hutan
-Imam Syafii
Hari ini genap sebulan sudah aku berada di
Yogyakarta. Diberikan suatu amanah untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang
lebih tinggi. Membuatku memutuskan untuk meninggalkan segala aktivitas di tanah
yang selama ini membesarkanku hingga usiaku yang kedelapan belas,Kota Tangerang.
Cukup berat memang, terbukti dengan linangan air mata yang tak kunjung berhenti
di awal pertama. Belum lagi segala Kerinduan terhadap orangtua yang seringkali
menyapa. Yang harus ku tahan untuk berjumpa. karena lagi-lagi bentangan ratusan
kilometer yang terhampar.
Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Begitulah kalimat dari Imam syafii. Ah
iya ada benarnya juga. Aku meninggalkan kerabat dan teman seperjuanganku
disana. Namun Allah ternyata menambahkan kerabat dan kawan baru disini, dengan
berbagai macam kekayaan kultur budayanya, teman dari berbagai belahan
nusantara. Allah bahkan mempertemukan aku dengan temanku sewaktu duduk di
bangku SMP. Teman yang tak ku jumpai selama 5 tahun. Namun lucunya aku bertemu tak
sengaja saat kami menaiki bus.
Baru genap sebulan aku menetap di
sini. Berbagai cerita dan pengalaman telah banyak ku dapati. Bertemu dengan
seorang tokoh inspirasi yang membuatku berani bermimpi. Pertama kalinya duduk
di antara 9000 lebih mahasiswa. Pertama kalinya memakai almamater yang telah
lama ku impikan dan ku tuliskan dalam buku dan dinding tembok rumah. Dan kebingungan
penjelasan alamat dengan arah mata angin. Hehe. kebiasaan menggunakan arah kanan kiri sejak
kecil :p
Aku paham betul, Ini baru
langkah awal. tak akan ku sia-siakan kesempatan ini begitu saja. Ada bidadari
dan bidadaraku di dunia yang selalu menyebutku dalam doanya yang harus ku bahagiakan.
Ada banyak mimpi-mimpi yang harus ku raih. Meski aku tahu jalan yang harus ke
tempuh terjal dan berliku. Tapi bukankah seorang pemenang itu ialah bukan yang tak
pernah kalah, tapi ia yang tak pernah menyerah?
Ada lagi kata-kata penyemangat
dari Imam Syafii,
Jika engkau tinggalkan tempat kelahiranmu, engkau akan menemui derajat yang mulia ditempat yang baru, dan engkau bagaikan emas sudah terangkat dari tempatnya. (Imam Syafi’i)
Semoga jalan yang ku tempuh ini adalah
Jalan yang diridhai olehMu Ya Allah. Dan dapat dijadikan sebuah bekal yang nantinya
bisa di panen di akhirat kelak, Aamiin
Yogyakarta 6 September 2015
0 komentar:
Posting Komentar