Life is adventure. from Allah to Allah

Tiga Puluh Satu Hari di Kota Jogja



Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang
Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, kan keruh menggenang
Singa jika tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa
Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran
Jika matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang
Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan
-Imam Syafii
 

Hari ini genap sebulan sudah aku berada di Yogyakarta. Diberikan suatu amanah untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Membuatku memutuskan untuk meninggalkan segala aktivitas di tanah yang selama ini membesarkanku hingga usiaku yang kedelapan belas,Kota Tangerang. Cukup berat memang, terbukti dengan linangan air mata yang tak kunjung berhenti di awal pertama. Belum lagi segala Kerinduan terhadap orangtua yang seringkali menyapa. Yang harus ku tahan untuk berjumpa. karena lagi-lagi bentangan ratusan kilometer yang terhampar.

Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Begitulah kalimat dari Imam syafii. Ah iya ada benarnya juga. Aku meninggalkan kerabat dan teman seperjuanganku disana. Namun Allah ternyata menambahkan kerabat dan kawan baru disini, dengan berbagai macam kekayaan kultur budayanya, teman dari berbagai belahan nusantara. Allah bahkan mempertemukan aku dengan temanku sewaktu duduk di bangku SMP. Teman yang tak ku jumpai selama 5 tahun. Namun lucunya aku bertemu tak sengaja saat kami menaiki bus.
Baru genap sebulan aku menetap di sini. Berbagai cerita dan pengalaman telah banyak ku dapati. Bertemu dengan seorang tokoh inspirasi yang membuatku berani bermimpi. Pertama kalinya duduk di antara 9000 lebih mahasiswa. Pertama kalinya memakai almamater yang telah lama ku impikan dan ku tuliskan dalam buku dan dinding tembok rumah. Dan kebingungan penjelasan alamat dengan arah mata angin. Hehe.  kebiasaan menggunakan arah kanan kiri sejak kecil :p
Aku paham betul, Ini baru langkah awal. tak akan ku sia-siakan kesempatan ini begitu saja. Ada bidadari dan bidadaraku di dunia yang selalu menyebutku dalam doanya yang harus ku bahagiakan. Ada banyak mimpi-mimpi yang harus ku raih. Meski aku tahu jalan yang harus ke tempuh terjal dan berliku. Tapi bukankah seorang pemenang itu ialah bukan yang tak pernah kalah, tapi ia yang tak pernah menyerah?
Ada lagi kata-kata penyemangat dari Imam Syafii,
Jika engkau tinggalkan tempat kelahiranmu, engkau akan menemui derajat yang mulia ditempat yang baru, dan engkau bagaikan emas sudah terangkat dari tempatnya. (Imam Syafi’i)
Semoga jalan yang ku tempuh ini adalah Jalan yang diridhai olehMu Ya Allah. Dan  dapat dijadikan sebuah bekal yang nantinya bisa di panen di akhirat kelak, Aamiin
Yogyakarta 6 September 2015

0 komentar:

Posting Komentar