Life is adventure. from Allah to Allah

Cukup Allah Saja!

Jangan andalkan orang lain terlalu banyak dalam hidup. Karena bahkan bayanganmu sendiri meninggalkanmu dalam gelap -Ibnu Taimiyah Rahimahullah

 Ada perasaan sesak ketika membaca nasehat dari Ibnu Taimiyah. Memang, seringkali pada masa terpuruk, orang-orang yang selalu didekat kita pergi meninggalkan kita satu persatu. Ada masanya dimana orang-orang yang seringkali membersamai hilang karena satu atau lain hal. Dan kita akan sangat mengerti, siapa diantara ramai manusia yang tetap tinggal dan menetap dalam hidup sesedih apapun hidup kita.

Maka tentunya kau juga akan mengerti, bahwasanya manusia akan tetap pergi. bahkan bayangan sendiripun yang dekat akan diri pada akhirnya akan pergi jua. lantas, siapa yang akan kita jadikan tumpuan dan tempat bergantung harapan? bahkan bayanganmu sendiri saja meninggalkanmu saat gelap. Maka benarlah, cukup Allah saja, yang takkan pernah meninggalkan.

Kita seringkali menggantungkan harap kepada manusia. dan jika patah, tentulah merasa sakit. Jika tidak punya uang, larinya ke tetangga untuk pinjam uang. Jika sedang tertimpa kesulitan, larinya ke teman untuk curhat. Iya, kalau mereka mau bantu syukur Alhamdulillah. Lah kalau enggak? larinya mau kemana coba?

Saya jadi teringat sepenggal kisah yang menghantarkan saya untuk menulis hal ini. Iya, memang pada umumnya saya menulis, dariku untuk diriku sendiri. kisah yang sampai detik ini saya masih hafal betul ceritanya, sebab dari kisah sederhana itulah saya belajar banyak hal.

Awal Januari lalu, saya bersama teman yang lain berangkat ke Bandung untuk melakukan penelitian Tugas Akhir. diminggu terakhir kami, batin saya merasa dag-dig-dug, sebab seluruh teman saya sudah selesai mengambil data penelitian. Sedangkan saya belum, bahkan untuk tahu kepastian bisa mengambil data saja saya belum tahu. Coba bayangkan! saya sebagai mahasiswi tingkat akhir tentunya kepikiran dan stres bukan main. lebay

Saya panik, tentu saja. Apalagi hingga 3 hari sebelum berakhir penelitianpun, saya belum juga mendapat kepastian. hingga akhirnya timbul niat saya untuk memperpanjang waktu tinggal di Bandung. Daripada kamu doang satu-satunya yang nggak dapat data rum! ucapku yang semakin memperteguh niatku. 

Memperpanjang tinggal di Bandung, itu berarti cuma saya saja yang tinggal di Bandung, sebab cuma saya yang belum selesai. Saya meringis, sendirian di Bandung? duh, nantinya kamu cari makan sama siapa rum! nantinya kalau mau beli apa-apa sendirian gitu! asrama sebesar itu cuma isinya kamu doang rum! gimana reaksi orangtua mendengar anak gadisnya sendirian di tempat asing! dan gimana-gimana yang lain yang berputar dikepala. Segala kekhawatiran semakin menguap, mengingat Bandung merupakan kota baru untukku. 

Waktu itu saya salah, iya saya salah. ditengah kesulitan yang melilit. saya mencari pertolongan ke manusia, bukan ke Allah. Saya menggantungkan harapan kepada sahabat saya. Saya terlalu percaya diri bahwa sahabat-sahabat saya mau membantu saya untuk menemani saya tinggal di Bandung. rupanya, mereka tidak bisa. mereka memiliki urusan masing-masing yang tidak mungkin ditinggalkan. patah? kecewa? sakit? Oh, itu sudah pasti. Tapi mau bagaimana lagi, saya terlupa bahwasanya saya menggantungkan harapan kepada selain-Nya.

Menemui jalan buntu. saya baru ingat saya lupa ngadu ke Allah. Iya saya telat menyadari, bahwa saya tidak pernah sendirian, ada Allah. Saya memutuskan untuk coba cerita ke Allah!. lantas, setelah menunaikan sholat ashar saya ngadu, ngadu dan cerita panjang lebar sama Allah. Ditengah keputusasaan diri, saya berserah. Saya nggak apa-apa deh kalau tinggal di Bandung sendiri lebih lama, toh saya nggak sendiri ada Engkau! tak mengapa jika saya sendiri saja yang tetap tinggal, tapi teguhkan hati saya ya dan semoga saya kuat. 

Setelah saya meneguhkan hati, bahwa semuanya akan baik-baik saja. saya benar-benar pasrah, saya tidak lagi memaksa teman-teman saya untuk tidak membeli tiket, karena menunggu saya. saya malah berniat untuk menyuruh mereka membeli tiket pulang karena takut kehabisan. Mengingat besok adalah hari terakhir penelitian. 

Hingga berita yang tak disangka terdengar ditelinga saya. Besok, kamu berangkat ke perusahaan X rum untuk ambil data! Illahi, benarkah? sungguh rasanya tidak percaya.Ya Allah, Engkau Maha baik sekali!. Sungguh, saya tidak menyangka, padahal rasanya hal ini tidak mungkin terjadi, besok hari terakhir penelitian dan ternyata dihari terakhir itu kamu jadi berangkat!. Ya Allah, Engkau Maha baik sekali!.

Air mata saya tumpah. saya menangis, saya malu. Allah sudah baik sedemikian rupa tapi kenapa kamu selalu menomer-sekiankan Allah?. mengapa kamu masih saja bergantung kepada selain-Nya? mengapa kamu selalu ingat Allah saat dalam duka dan masa sulit saja, masa suka dan bahagiamu kemana? terlena?. duh Rabbi, maafkanlah hambaMu ini!!

Maka benarlah, jangan berlebihan menaruh harapan. Jangan terlalu tinggi menggantungkan harap jika hanya pada makhluk-Nya. Sebab jika patah, tentulah sakit rasanya. Sebab jika dikecewakan, tentu juga sakit rasanya.

Maka jangan ya, jangan kau terlalu mengandalkan orang lain dalam hidupmu. Jangan terlalu tinggi menggantungkan harapan jika hanya pada makhluk-Nya. Sebab, disanalah akan kita temukan banyak kepedihan ketika kita bergantung kepada selain-Nya. 

Sekali lagi, cukup Allah saja kau gantungkan harapan. Sebab, Allah tak pernah mengecewakkan!. dan Semoga Allah selalu menjadi yang pertama. Aamiin



Yang sedang berjuang



Arum Melati Suci


0 komentar:

Posting Komentar