Life is adventure. from Allah to Allah

Sebab Aku Ingin Taat!

link gambar

"Pakai Jilbabnya yang biasa aja deh rum!"

"Yang biasa aja pakai jilbabnya, jangan selebar bendera" tambahnya lagi

Aku hanya mengulum senyum mendengarnya, bukan apa-apa pasti pernyataan tersebut akan terlontar ketika biasanya mereka mendapatiku dengan celana skinny jeans dan jilbab paris andalan, kini berganti dengan pakaian longgar dan jilbab yang mereka bilang selebar bendera. Yah, jangankan teman-teman bahkan orangtuaku pun sempat menanyakan hal serupa "Kok sekarang udah nggak pernah pake celana jeans, pakainya rok terus emang kenapa?" dengan hati-hati aku menjawab "Bu, Arum udah nggak mau pakai pakaian ketat lagi, malu bu membentuk tubuh soalnya" ujarku yang disambut dengan Oh-an Ibu. 

Perjalananku dalam berjilbab dimulai ketika aku lulus dari bangku menengah pertama. Kala itu aku masih memakai jilbab tipis dan makainya masih buka-tutup seperti tudung saji. di sekolah pakai, di rumah kalau ke warung karena merasa jaraknya dekat dibuka. pas ke rumah teman pakai tapi pas main depan rumah dibuka. yah begitulah seterusnya hingga aku duduk di tingkat akhir menengah atas, tepatnya tahun 2015. Waktu itu media twitter lagi hits-hitsnya, aku memfollow sejumlah akun dakwah, berharap penyegaran timeline twitterku agar tidak melulu isinya tentang segala kegalauan remaja semua hehe. Tak sengaja akupun membaca sekilas tentang kewajiban menutup aurat dari beberapa akun twitter tersebut. Menyimaknya membuat batinku tergugah, bertanya pada diri sendiri kamu selama ini mengenakan pakaian untuk menyenangkan Allah apa manusia rum? 

Setelah mengalami pergulatan batin, keinginanku untuk segera mengenakan pakaian syar'i ini semakin besar takkala aku membaca buku Yuk Berhijab! karya Felix Siauw. pelan-pelan aku mencoba untuk berpakaian syar'i di sekolah. jilbab paris yang tipis ku dobel supaya tidak menerawang dan kuulurkan. Pertama kali memakainya? nyaman sungguh. cuma niatku seringkali  tergoyahkan, sebab perkataan orang lain yang menganggap bahwa aku terlihat seperti ibu-ibu pengajian jika memakainya, tidak modislah dan tidak terlihat muda. dan jadilah keesokkan harinya tidak memakai jilbab syar'i lagi.

Setelah lulus dari bangku menengah atas dan memasuki dunia perkuliahan. aku merasa jengah, niat baik untuk berhijrah seharusnya disegerakan. kalau kebanyakan diundur malah jadinya nggak terlaksana. walhasil dengan segala pakaian apa adanya saya memulai perjalanan hijrahku. waktu itu boro-boro punya jilbab tebal dan lebar semuanya jilbab yang dipunya pendek dan menerawang. rok cuma punya 3 buah sisanya celana skinny jeans semua. aku hanya mengandalkan 3 buah rok untuk kuliah dengan jurus ringgo (kering dienggo, maksudnya setelah dicuci dan kering langsung dipakai wkwk). Pun aku harus menyisakkan uang untuk membeli pakaian syar'i. capek soalnya harus mendobelkan jilbab paris agar presisi. wkwkwk. 

Setelan pakaian longgar, dan jilbab syar'i akhirnya berhasil terbeli seiring berjalannya waktu. pelan-pelan aku berubah, yang tadinya biasa aja kalau lengan baju tersingkap jadinya risih dan pelan-pelan memakai manset tangan, yang tadinya rada-rada was-was gimana gitu pakai rok saat praktikum jadi biasa aja. sekalipun praktikum di kali code, di PLTH dll, Alhamdulillah masih bisa mengenakan jilbab syar'i (Nb: Tipsnya jangan lupa pakai celana dobelan aja!) Insya Allah aman. Semuanya aku jalankan dengan pelan-pelan. dan tentunya tidak terlepas dari segala cobaan dan godaan. Jelaslah pasti ada, yang namanya Istiqomah itu memang berat, kalau ringan mah namanya istirahat.

Segala perkataan orang lain, tatapan-tatapan mereka yang melihat dari ujung kepala sampai kaki dengan ekspresi tak terdefinisikan seringkali diterima. yang dibilang kayak ibu-ibulah, mirip ibu-ibu pengajian, nggak modis, masih muda seharusnya pakaian yang biasa aja. Yah begitulah. sekarang sih udah biasa aja nggak kaya dulu. Lah, memang nantinya saya ini bakalan jadi Ibu kan? Masa mau mengelak. kalau dibilang anak pengajian banget sih, ini sih Ya Allah saya Aamiin-kan banget. Padahal mah duh masih jauh bangettttt!

Kedua orangtua yang sempat mempertanyakan perubahanku sekarang jadi mendukung, Ibu tidak pernah lagi membelikan celana jeans, baju-baju yang ketat dan jilbab tipis. Sekarang ia malah seringkali membelikan rok, jilbab lebar, juga gamis. Masya Allah Alhamdulillah sekali. Sejak kurang lebih 3 tahun aku berproses untuk berhijrah, rasanya nyaman pake banget mengenakan jilbab syar'i. Sebab, aku merasa aman. nggak ada lagi tuh laki-laki yang asal senggol, atau tiba-tiba duduk mepet kalau di ruang kelas. aman pada jaga jarak!. pun kalau di jalan Alhamdulillah udah jarang laki-laki iseng yang godain. Aduh, pokoknya nyaman pake banget lah! bonus lagi kalau sholat nggak usah pakai mukena nggak masalah. asal pakaian kita dan kaos kaki suci saja bisa langsung sholat. enakkan?

Ketahuilah, bahwa berhijab bukan pernyataan "aku telah baik". tapi hijab adalah pernyataan sederhana bahwa "aku ingin taat" - Humairoh.com
Dengan diri ini berhijab bukan berarti aku sudah baik dan tanpa dosa, tapi berhijab merupakan upayaku untuk terus menjadikan diri ini baik dan taat kepada Allah. Salah satunya adalah menjalankan kewajiban saya sebagai muslimah, yakni berhijab. Maka, jika suatu hari kalian menjumpaiku sedang lalai dan khilaf, tolong tegur dan ingatkan diri ini ya. Tolong, bantu diri ini untuk terus berproses memperbaiki diri..

Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak darinya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung (khimar) ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara lelaki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.’” (Qs An Nuur: 31)

Teruntuk Saudariku....
coba tanyakan lagi pada hatimu. tujuanmu dalam mengenakan pakaian untuk siapa? untuk menyenangkan Allah, atau menyenangkan manusia? Masihkah kita selalu memikirkan dan terpengaruh pada pendapat orang lain, bukankah pendapat manusia hanya relatif semata? si A bilang perempuan cantik bekulit putih, si B bilang yang rambutnya lurus, si C bilang yang langsing bak model. Jika mengikuti pendapat manusia kapan bisa tenang dan beristirahat? kapan selesainya? Kenapa tidak mengikuti pandangan Allah yang pasti, abadi dan merupakan kebenaran sejati?.

Saudariku....
Jangan ya, jangan kau umbar kecantikanmu untuk lelaki yang bukan mahrammu, yang bebas dipandang dan dipegang siapa-siapa. Sebab dirimu teramat berharga, saudariku. Jadilah sebaik-baik perhiasan bukan menjadi seburuk-buruknya fitnah yah shalihah...

Jadi, Yuk berhijab syar'i tanpa tapi tanpa nanti!!

*Sepenggal tulisan ini sesungguhnya hanya sebagai pengingat untuk diriku sendiri, jadi ambil yang baiknya buang yang jeleknya ya! semoga bermanfaat!

Doakan diri ini Istiqomah ya!


Arum Melati Suci

0 komentar:

Posting Komentar